Latest News

KESAKSIAN PRIBUMI

Sabtu, 08 Mei 2010 , Posted by Qbenk Manusia Pribumi at 00.54


Annelis millema bidadari indo itu kini tertimpa petaka, ketika pengadilan putih tidak memihak pada keturunan darah pribumi,Minke sang pujangga hati berusaha untuk melawan ketidak adilan ini, namun kalau soalnya hukum, orang tidak perlu mengubah perasaan atau air muka, walhasil sama saja....yang menentukan tetap hukum itu,..licik, munafik batinnya menjerit, aku harus melakukan perlawanan, aku tak punya sesuatu pengertian bagaimana harus melawan, apa yang dilawan, siapa dan bagaimana, aku tak tahu alat-alat dan sarananya, biar begitu : AKU MELAWAN.! (Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer)
=====++++++++=======

Mendung menyelimuti kota tercintaku Pontianak dalam beberapa bulan terakhir, mendung itu terus bergeser dimana tempatku mengais kebutuhan, sebuah mendung petaka : Pemogokan.! Namun semuaya terselesaikan dengan dingin, sedingin para borjuis kapitalis negri ini yang merampok hak-hak rakyat.



Dan aku kembali ke sediakala, kupandangai sesosok wajah nan cantik jelita itu..BUNGA MUSLIMAH.! tak terasa sudah 5 tahun kebersamaan itu tercipta, masih saja ia seperti itu, mempesona bagi siapapun yang memandangnya, penuh intrik, dan misteri dalam hatinya ..dan akulah orang yang paling mengetahuinya.!!


Berjibab dan mempesona bagi siapapun itu hal yang biasa, namun penolakan yang dilakukannya teramat sering ku dengar dan aku saksi bagi orang-orang yang merasa tertolak oleh bidadariku yang cantik ini. "Aku cuma kagum aja bang.." itu yang sering dilontarkan waktu aku tanya alasan penolakan itu, dan aku terdiam seribu bahasa, akupun menyayanginya, jujur saja akupun tertarik tetapi bukan tertarik seperti mereka yang tertolak. Dan akupun tidak akan pernah mau untuk menjadi orang yang tertolak oleh bidadariku ini, cukup mereka saja.! karena aku bukan seperti mereka.! aku adalah aku seorang manusia pribumi yang terikat oleh saksi bahwa dia adalah adikku.! walau kadang aku ingin memeluknya tapi tetap saja harus aku bantah.! seperti halnya Rezim yang dengan kekuasaanya menyodorkan permata, akan aku tolak untuk sebuah saksi atas orang-orang pribumi yang tertindas.!

Dan disore yang mendung itu pula bidadariku yang cantik ini tanpa jilbab.! bukan sekali ini saja sebenarnya, tapi sore itu ia tampil memukau dihadapanku, kutepis segala kemunafikanku dan harus jujur kukatakan ia bukan milikku, ia akan menjadi milik seseorang ntah siapa yang beruntung akan memiliki keindahan itu. Dan aku harus tahu diri, aku hanyalah seorang saksi pribumi yang hanya bisa mengagumi tanpa harus kurangkul dia dalam darahku, seperti halnya aku harus tahu diri bahwa elit-elit borjuis telah menanamkan epos kapitalistik dimata rakyat hingga saat ini tidak berkutik untuk melawan penghisapan dan perampokan hak-hak mereka, Aku terdiam dalam bara yang membara.


Baraku untuk rakyat, baraku untuk sebuah perlawanan, tapi hatiku untuk sebuah cinta yang sampai kini belum bisa aku sandarkan pada wanita manapun, entah kenapa, kalau bidadariku ini menjadi orang yang menolak, justru aku selama ini sering menjadi orang yang tertolak, Trauma? ah..tidak juga, aku lebih tarauma lagi dengan kemunafikan para pemegang kekuasaan direpublik ini yang penuh dengan para tersangka yang berhasil menipu rakyatnya untuk memilih mereka tetapi ketia berkuasa, para antek-anteknya melakukan perampokan besr-besran terhadap uang rakyat.

Ingin memang aku punya sandaran hati dan nyanyian jiwa yang akan menjadi pendampngku kelak, aku tidak suka wanita cantik, bukan berarti aku tidak suka Bungaku, aku sayang ma dia tapi tetap saja aku harus berontak untuk sebuah saksi bahwa dia adalah adikku.! dia bukan hakku untuk hari ini, tapi bukan untuk selamanya, mungkin nanti aku akan kembali menjadi saksi pribumi atas pernikahannya dengan orang yang berhak memilikinya, yah..mungkin saja..kenapa tidak?! bukankah aku hanya seorang saksi yang hanya mampu menyayanginya sepenuh hatiku tanpa perlu aku memeluknya walau sekejap.?! Kau berhak memilikiku bunga..tapi aku tak berhak untuk memilikimu...entahlah aku sendiri tidak tahu alasannya

Dan hujanpun turun dengan derasnya, sederas hatiku untuk kembali mengarungi kerasnya kehidupanku sendiri, kembali aku terngiang kalimat sang maestro "..Cerita dibumi manusia selamanya bicara tentang manusia, bukan kematiannya....dan tak ada yang lebih sulit dipahami daripada sang manusia...maka untuk beroleh paham akan perihal itu, seorang terpelajar dituntut bisa berlaku adil sudah sejak dalam pikirannya.."(Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer

FAKTA VOICE : Cerita diatas hanyalah fiktif semata,